Abang Mujib
Ayahnya Tondi dan Hafizh
Sabtu, 07 September 2013
Surat dari MIUMI untuk Liliana Harry Tanoesoedibjo
Kepada Yth : Ibu Liliana Tanoesudibjo
Di Tempat
Hal : Imbauan Pembatalan Kontes Miss World 2013 di Indonesia
Salam hormat, dan Keselamatan bagi yang mengikuti Petunjuk Allah SWT
Perkenalkan, kami segenap jajaran pengurus Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI), menyampaikan salam hormat kami kepada Ibu dan segenap keluarga. Melalui surat ini, kami bermaksud menyampaikan pandangan dan imbauan kami seputar rencana pelaksanaan kontes Miss World di Indonesia tahun 2013 ini. Surat ini kami sampaikan sebagai manifestasi dari kewajiban kami sebagai Muslim yang diperintahkan oleh Allah SWT agar senantiasa menegakkan aktivitas “al-amru bil-ma’ruf wa-nahyu ‘anil munkar”, yakni kewajiban yang melekat pada setiap muslim untuk menegakkan kebenaran dan mencegah kejahatan.
Surat ini kami sampaikan kepada Ibu Liliana, mengingat Ibu adalah orang yang paling berwenang dalam penyelenggaraan kontes Miss World tahun ini di Indonesia. Tentu Ibu sudah membaca dan mendengar tentang kontroversi yang sudah muncul seputar rencana penyelenggaraan kontes kecantikan sedunia itu.
Kami menyadari, bahwa masalah kontes Miss World sudah menjadi ajang kontroversi sejak kontes ini diselenggarakan tahun 1951 dalam bentuk kontes pakaian renang. Berbagai argumen sudah dikemukakan. Saya percaya, Ibu Liliana sudah membacanya. Dalam hal ini, posisi dan sikap kami sangat jelas: kami tidak setuju dengan kontes Miss World, dengan alasan utama, kontes ini mengumbar dan pamer aurat – yang semestinya ditutupi – sesuai ajaran Islam.
Juga, kontes Miss World merupakan konsep yang salah dalam pemberdayaan perempuan, karena lebih melihat aspek fisik yang merupakan anugerah Tuhan yang alami. Kontes semacam ini bertentangan dengan konsep pembangunan manusia Indonesia yang lebih mengedepankan aspek jiwa dan prestasi. Dalam pandangan kami, tidak patut dilakukan kontes bibir, mata, payudara, pantat, perut, dan betis perempuan. Yang patut dilombakan adalah prestasi atau kinerja perempuan yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Semboyan “beauty, brain, behavior” yang diusung dalam kontes kecantikan semacam ini menunjukkan, bahwa aspek “beauty” tetaplah yang utama. Tidak mungkin seorang perempuan tua renta, cebol, cacat fisik, dan sebagainya, dapat memenangi lomba semacam ini, meskipun si perempuan memiliki prestasi dan jasa besar dalam pembangunan bangsa.
Kami berharap, Ibu Liliana bersedia menggunakan Hati Nurani yang tulus dan lapang merenungkan berbagai kritik yang disampaikan berbagai pihak tentang kekeliruan konsep Miss World dan sejenisnya dalam pemberdayaan perempuan. Berikut kami kutipkan kritik yang pernah ditulis oleh mantan Menteri P&K, Dr.Daoed Joesoef seperti ditulis dalam memoarnya “Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran” (Jakarta: Kompas, 2006):
“Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah. Sebagai ekonom aku tidak a priori anti kegiatan bisnis. Adalah normal mencari keuntungan dalam berbisnis, namun bisnis tidak boleh mengenyampingkan begitu saja etika. Janganlah menutup-nutupi target keuntungan bisnis itu dengan dalih muluk-muluk, sampai-sampai mengatasnamakan bangsa dan negara,” tulis Daoed Joesoef.
“Pendek kata kalau di zaman dahulu para penguasa (raja) saling mengirim hadiah berupa perempuan, zaman sekarang pebisnis yang berkedok lembaga kecantikan, dengan dukungan pemerintah dan restu publik, mengirim perempuan pilihan untuk turut “meramaikan” pesta kecantikan perempuan di forum internasional.”
“Apa kata inteleknya tidak perlu dipersoalkan, karena sekarang ini keintelektualan bisa disewa per hari, per minggu, per bulan, per tahun, bahkan permanen, dengan honor yang lumayan. Artinya, even seorang intelek bisa saja melacurkan kemurnian inteleknya karena nurani sudah diredam oleh uang,”
“Namun tampil berbaju renang melenggang di catwalk, ini soal yang berbeda. Gadis itu bukan untuk mandi, tapi disiapkan, didandani, dengan sengaja, supaya enak ditonton, bisa dinikmati penonjolan bagian tubuh keperempuanannya, yang biasanya tidak diobral untuk setiap orang…”
“… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?”
Terhadap alasan kegunaan kontes ratu kecantikan untuk promosi wisata dan penarikan devisa, Daoed Joesoef menyebutnya sebagai wishful thinking belaka, untuk menarik simpati masyarakat dan dukungan pemerintah. Kalau keamanan terjamin, jaringan transpor bisa diandalkan, sistem komunikasi lancar, bisa on time, pelayanan hotel prima, maka keindahan alam Indonesia saja cukup bisa menarik wisatawan. Karena itu, ia mengimbau:
“Stop all those nonsense! Hentikan semua kegiatan pemilihan ratu kecantikan yang jelas mengeksploitasi perempuan dan pasti merendahkan martabatnya!”….
“Kalaupun gadis-gadis kita yang cantik jelita lagi terpelajar, cerdas dan terampil serta berbudi pekerti terpuji dan berani, masih berhasrat menyalurkan energinya yang menggebu-gebu ke kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, siapkanlah diri mereka agar menjadi IBU yang ideal, memenuhi perempuan yang sebenarnya dalam keluarga, perannya yang paling alami. Jadi bukan peran sembarangan, karena mendidik makhluk ciptaan Tuhan yang dipercayakan oleh Tuhan kepadanya. Jangan anggap bahwa mengasuh, membesarkan dan mendidik anak secara benar bukan suatu pekerjaan yang terhormat. Pekerjaan ini memang tidak menghasilkan uang, pasti tidak membuahkan popularitas, tentu tidak akan ditampilkan oleh media massa dengan penuh kemegahan, tetapi ia pasti mengandung suatu misi yang suci…”
Semoga Ibu berkenan melapangkan Hati Nurani dalam memahami kritik-kritik yang membangun, demi kebaikan bersama bangsa kita di masa yang akan datang.
****
Ibu Liliana Yth….
Saya membaca di sebuah situs , bahwa Ibu adalah seorang penganut Kristen yang taat. Dalam situs itu diceritakan penjelasan dari Bapak Hary Tanoe: “Mulai tahun 2000 kemarin pun, saya selalu mengusahakan mezbah keluarga setiap hari. Kalau hari itu saya tidak bisa, maka istri yang memimpin. Dan ketika anak pertama saya sekolah di Sydney tahun 2005, kami pakai telepon untuk bisa melakukan mezbah keluarga bersamanya supaya dia tidak tertinggal. Jadi intinya, kita harus kembali ke yang paling basic, yaitu hubungan dengan Tuhan.”(http://www.jawaban.com/news/spiritual/detail.php?id_news=090704142609).
Membaca berita itu, kami bertanya-tanya, apakah kontes kecantikan semacam Miss World – yang selama ini jelas-jelas mengeksploitasi tubuh perempuan – dibenarkan dalam agama Kristen? Sebab, yang kami tahu, dalam 1Korintus 11:5-6, dijelaskan tentang keharusan perempuan Kristen mengenakan “tudung kepala”:
”Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.”
Sebagai Kristen yang taat, tentu Ibu sudah paham tentang masalah etika berpakaian dalam agama Kristen. Tentang masalah ini, Ibu Liliana bisa membaca sebuah artikel bermutu dalam situs berikut: http://voices.yahoo.com/should-christian-woman-wear-immodest-dress-like-6014534.html. Artikel tersebut dengan jelas menggambarkan, bagaimana seharusnya seorang Kristen berpakaian yang sopan dan beradab. Baik kita renungkan beberapa bagian dari artikel tersebut:
5. Worldly fashion is moral confusion: Today’s fashion says that are women are sex objects and can ignore God’s purpose for clothing. The goal of many women today is not dressing to be Godly and covering up nakedness, but rather to be sexy. Sex crimes have increased in numbers and women’s dress habits have contributed to this problem. Some women are good at trying to use their physical beauty, their charms, their bodies to “win” with the men in their world. Todays fashions are unbelieving designers without the true Spirit of Christ. Fashion or style is not bad as long as it does not violate the modesty and sobriety standard of the Scriptures-I Timothy 2:9.
We are living in a time of moral confusion, and our generation’s indifference to moral concerns is reflected in many of today’s styles. Christians should be concerned that many fashions, particularly for women, are harlot-like and amount to public undress. A swimsuit will expose nakedness and I have seen some men and women defending themselves that swimsuit will cover important parts. We think that if we get on a swimsuit, our genitals are covered and we are clothed. God says no, you don’t just cover your genitals. You cover the thigh. Plus the swimsuit shows off the form and the figure, and is not shamefacedness. It doesn’t flow. It is not long. It is not modest.
The Bible says we are not to be conformed to the world, in Romans 12:2. And in Proverbs 25:29, the Bible teaches us that “the fear of man bringeth a snare.” We don’t have to have the latest style. We do not have to be afraid of fashion. But at the same time, First Corinthians 7:31 says, “And they that use this world, as not abusing it: for the fashion of this world passeth away.” So we don’t want to be a slave of fashion.
The fashion industry does not believe that the principle purpose of clothing is to cover the body; it believes that the principal purpose of clothing is sexual attraction. At the beach or pool, nakedness is on parade. Wearing a bikini is sinful because the purpose of it is to show off as much flesh as possible while still covering the absolute essentials of private parts. There is nothing God-honoring about bikinis and much that is gratifying to the flesh: for men to leer and for women to show off their bodies. Scripture calls us to live and dress modestly, not to gratify the flesh. It calls us to do everything to the glory of God: wearing bathing suits that are designed to cause men to lust and women to publicly display their bodies is the opposite of glorifying God. Clothes that begin to reveal what should be covered, such as low necklines and skirts with slits up the side. Many young ladies have fallen to the trend of wearing spaggetti straps that don’t cover their under garments. The harlot of Proverbs 7:10, intentionally dresses in such a way to lure men to her body in a sexual way. much of the modern ladies clothing that we see today would be even more revealing than the harlot’s clothing years ago. There is no reason why decent leg coverings can’t be worn under a dress or skirt. They may cry out, “but what about my Christian Liberty?” Please turn your attention to what God says in Galatians and Romans:
Galatians 5:13 For, brethren, ye have been called unto liberty; only use not liberty for an occasion to the flesh, but by love serve one another.
Romans 13:14 But put ye on the Lord Jesus Christ, and make not provision for the flesh, to fulfil the lusts thereof.
6. Some women dress immodestly even in Churches: There are some other women who says that they are Christians but still dress inappropriately even in churches. There are some women comes to church wearing garments which will display all their inner garments. Revealing clothes that attempt to draw attention to yourself in a sexual way, that begins to reveal your “nakedness” , that will cause others to “lust” or “commit adultery” even in their imagination.
The Bible says: Today’s fashions, on the contrary, dishonor and corrupt the Christian woman. Christians should dress in a modest and decent way, showing respect for God, themselves, and others. A woman professing to be godly would never knowingly adorn herself in a way that excites lust in another person.
Modesty then clearly involves an attitude of reservedness, propriety, moderation, of one professing godliness, chaste conduct, one who fears God, whose hidden person of the heart reflects a gentle and quiet spirit – meekness. A great inner spiritual strength that comes to be manifested in the outward demeanor of the woman. Prophets of God have always counseled His children to dress modestly. The way you dress is a reflection of what you are on the inside. Your dress and grooming send messages about you to others and influence the way you and others act. Today, the fashions are so pervasively broadcast over every media outlet that everyone dresses the same when they swim. But, there are lots of people in our churches who think that if you are swimming or competing in track and field, it is ok to go half naked or wear revealing clothing.
Sebagai penganut Kristen yang taat, mohon Ibi Liliana sudi merenungkan berulang-ulang kalimat-kalimat dalam artikel tersebut: “Today’s fashion says that are women are sex objects and can ignore God’s purpose for clothing. The goal of many women today is not dressing to be Godly and covering up nakedness, but rather to be sexy. Sex crimes have increased in numbers and women’s dress habits have contributed to this problem. Some women are good at trying to use their physical beauty, their charms, their bodies to “win” with the men in their world. Todays fashions are unbelieving designers without the true Spirit of Christ.”
Jika Ibu penganut Kristen yang taat, sungguh kami sangat tidak memahami, nilai-nilai yang mana yang Ibu gunakan sebagai standar dalam pembenaran kontes eksploitasi tubuh perempuan semacam kontes Miss World? Apakah benar berbagai kritik yang disampaikan selama ini, bahwa kontes Miss World adalah sebenarnya adalah usaha mengeruk keuntungan dengan mengeksploitasi tubuh dan naluri perempuan? Kami berharap, Ibu bersikap jujur sesuai Hati Nurani yang tulus.
Penulis artikel tersebut mengingatkan kepada kaum Kristen, termasuk suami-suami yang justru merestui istrinya untuk pamer kemolekan tubuhnya:
“It sickens me to hear of “Christian” men who actually encourage their wives to dress in a revealing way in public. By so doing, they not only encourage their wife to sin; they also encourage sin in the lives of any that would look with lust upon her. The man who encourages his wife to dress immodestly has no business condemning her if she commits adultery against him. The Bible speaks of “the attire of a harlot” (Prov. 7:10). If a man is going to encourage his wife to dress like a harlot, he has no business blaming her for acting like one.
Shorts, mini Skirts attract unnecessary attention, by wearing provocative clothing increase the temptation and chances for an accidental look. Modesty in dress reveals a modesty and godliness of the heart, attitudes that should be the desire of all women who live to please and honor God.
Glorify God with your body. Do not allow your body to be on display for the whole world to gaze upon. If you do, you are not glorifying God. You may be glorifying yourself, and you will be leading others into sin.”
Jadi, diimbau agar kaum perempuan Kristen memuliakan tubuhnya, dengan tidak menjadikan tubuhnya sebagai tontonan global. Sungguh ini sebuah imbauan yang simpatik, yang semoga Ibu Liliana – sebagai penganut Kristen – bersedia menggunakan Hati Nurani untuk memahaminya.
****
Ibu Liliana yth…
Kami orang Muslim Indonesia sudah lama memahami, bahwa sejak zaman penjajahan, kami senantiasa menjadi target pendangkalan aqidah Islam dan moral Islami. Sebab, oleh penjajah, Islam dipandang sebagai penghalang bagi keberlangsungan penjajahan. Sejak dulu, kaum penjajah bersama misionaris Kristen bekerjasama untuk melemahkan Islam dan mengadudomba sesama muslim. Mengutip pengakuan Alb C. Kruyt (tokoh Nederlands bijbelgenootschap) dan OJH Graaf van Limburg Stirum, Dr. Aqib Suminto dalam disertasinya di Leiden University mencatat:
“Bagaimanapun juga Islam harus dihadapi, karena semua yang menguntungkan Islam di Kepulauan ini akan merugikan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Dalam hal ini diakui bahwa kristenisasi merupakan faktor penting dalam proses penjajahan dan zending Kristen merupakan rekan sepersekutuan bagi pemerintah kolonial, sehingga pemerintah akan membantu menghadapi setiap rintangan yang menghambat perluasan zending.” (Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, LP3ES, Jakarta, 1985, hal. 26).
Dalam buku “Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini” (1964), tokoh Kristen Indonesia, Dr. W.B. Sidjabat, menulis bab khusus tentang tantangan Islam bagi misi Kristen di Indonesia.
”Saudara2, kenjataan2 jang saja telah paparkan ini telah menundjukkan adanya suatu tantangan jang hebat sekali untuk ummat Kristen… Dalam hubungan ini saja hendak menundjukkan kepada ummat Kristen bahwa sekarang ini djumlah jang menunggu2 Indjil Kristus Jesus djauh lebih banyak daripada djumlah jang dihadapi oleh Rasul2 pada abad pertama tarich Masehi…Pekabaran Indjil di Indonesia, kalau demikian, masih akan terus menghadapi “challenge” Islam dinegara gugusan ini… Seluruhnya ini menundjukkan bahwa pertemuan Indjil dengan Islam dalam bidang-tjakup jang lebih luas sudah “dimulai”. Saja bilang “dimulai”, bukan dengan melupakan Pekabaran Indjil kepada ummat Islam sedjak abad jang ketudjuh, melainkan karena kalau kita perhatikan dengan seksama maka “konfrontasi” Indjil dan Agama2 didunia ini dalam bidang-tjakup jang seluas2nya, dan dalam hal ini dengan Islam, barulah “dimulai” dewasa ini setjara mendalam. Dan bagi orang2 jang berkejakinan atas kuasa Allah Bapa, jesus Kristus dan Roch Kudus, setiap konfrontasi seperti ini akan selalu dipandangnja sebagai undangan untuk turut mengerahkan djiwa dan raga memenuhi tugas demi kemuliaan Allah.” (W.B. Sidjabat, Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, (Badan Penerbit Kristen, 1964), hal. 133-135).
Pada tahun 2010, dalam rangka memperingati 150 tahun Huria Kristen Batak Prostestan, Sekolah Tinggi Teologia Jakarta, bekerjasama dengan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Ecole francaise d,Extreme-Orient, dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia menerbitkan sebuah buku berjudul Utusan Damai di Kemelut Perang, Peran Zending dalam Perang Toba: Berdasarkan Laporan L.I. Nommensen dan Penginjil RMG Lain, karya Prof. Dr. Uli Kozok, seorang profesor kelahiran Jerman. Dalam bukunya, Prof Uli Kozok juga menyebutkan persekutuan Ludwig Ingwer (L.I.) Nommensen, tokoh misionaris Jerman di Tanah Batak, dengan pasukan Belanda untuk melawan gerakan perlawanan para pahlawan Batak yang dipimpin Sisingamangaraja XII.
”Pemerintah Belanda akhirnya mengabulkan permintaan Nommensen, sehingga terbentuk koalisi Injil dan pedang yang sangat sukses karena kedua belah pihak memiliki musuh yang sama: Sisingamangaraja XII yang oleh zending dicap sebagai “musuh bebuyutan pemerintah Belanda dan zending Kristen.” Bersama-sama mereka berangkat untuk mematahkan perjuangan Sisingamangaraja. Pihak pemerintah dibekali dengan persenjataan, organisasi, dan ilmu pengetahuan peperangan modern, sementara pihak zending dibekali dengan pengetahuan adat istiadat dan bahasa. Kedua belah pihak, zending Batak dan pemerintah kolonial, saling membutuhkan dan saling melengkapi, dan tujuan mereka pun pada hakikatnya sama: memastikan bahwa orang Batak “terbuka pada pengaruh Eropa dan tunduk pada kekuasaan Eropa. (BRMG 1882:202)” (hal. 92).
Juga dikatakan: ”Oleh sebab itu, “dapat dimengerti bahwa penginjil kita sangat menghendaki agar pemerintah Belanda menduduki Samosir.” Lagipula, konferensi penginjil tahun 1897 telah memutuskan bahwa “penginjilan dapat dilakukan dengan lebih tenang dan dengan lebih banyak sukses di bawah perlindungan pemerintah Eropa.” (hal. 103).
Bukti-bukti sejarah lainnya – seperti teori ‘asosiasi’ dari orientalis penjajah Kristen Snouck Hurgronje — sangat mendukung persekutuan antara “Pembaratan” dan “Pengkristenan” Indonesia. Karena itu, sangat wajar, jika kami kaum Muslim melihat usaha-usaha penyebaran paham dan praktik liberalism Barat, seperti penyelenggaraan Kontes Miss World di Indonesia adalah bagian dari usaha untuk melemahkan keimanan umat Islam, merusak akhlak masyarakat Muslim. Dengan cara itulah, umat Islam semakin dijauhkan dari agamanya, sehingga kemudian mudah untuk secara perlahan-lahan dijauhkan dan dilepaskan dari ikatan agamanya.
Tentu saja cara-cara misionaris semacam ini sangat tidak etis, sebagaimana penggunaan bantuan sosial untuk tujuan-tujuan misi Kristen. Kami berharap, bahwa Ibu Liliana dengan program Miss World-nya tidak sedang menjalankan politik Kristenisasi semacam ini, dengan tujuan untuk melemahkan dan mengadu domba sesame Muslim. Sebab, dengan kekuatan dana, jaringan informasi, dan dukungan opini internasional, Ibu Liliana dapat melakukan “apa saja” yang Ibu inginkan. Kami sadar, suara-suara seperti kami ini, meskipun sarat dengan rasionalitas, akan dilecehkan dan dianggap sok moralis dan mengada-ada. Kami sadar itu. Tapi, ajakan dan imbauan ini kami sampaikan, semata-mata untuk menjalankan kewajiban kami, yang juga bertujuan untuk kebaikan negeri kita.
Karena itulah, kami berharap, demi kebaikan kita bersama sebagai sattu bangsa, Ibu Liliana benar-benar menggunakan Hati Nurani, untuk tidak meneruskan rencana penyelenggaraan Miss World di Indonesia.
****
Ibu Liliana Yth….
Dengan berbagai penjelasan tersebut, kami segenap jajaran Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dengan tulus mengajak Ibu untuk memikirkan kembali rencana penyelenggaraan kontes Miss World di Indonesia. Jika Ibu menginginkan kebaikan bagi bangsa Indonesia dan khususnya kaum perempuan Indonesia lebih baik Ibu menyelenggarakan acara-acara yang bermanfaat dan tidak menimbulkan kontroversi, apalagi sampai menimbulkan hiruk-pikuk dan memecah belah bangsa Indonesia. Manfaat yang akan didapat oleh bangsa ini belum jelas, tetapi mudharatnya sudah pasti akan terjadi.
Misalnya, Ibu dapat menyelenggarakan pemilihan intelektual perempuan teladan, mahasiswi atau pelajar berprestasi, ibu rumah tangga teladan, dan sebagainya yang lebih menekankan kepada aspek prestasi kehidupan; bukan pada pagelaran yang lebih mengeksploitasi kemolekan tubuh perempuan.
Dengan kekuasaan yang Ibu Liliana miliki sekarang, baik berupa kekuatan materi maupun kekuatan jaringan opini, kami berharap Ibu tidak menampilkan sikap yang semena-mena untuk menjalankan semua keinginan yang Ibu mau. Kita semua warga bangsa Indonesia menginginkan kebaikan bagi negeri kita. Alangkah baiknya jika kita menjaga keharmonisan dan kemartabatan bangsa kita, yang bagaimana pun saat ini dikenal sebagai bangsa dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Akhirul kalam, kami benar-benar mengajak Ibu Liliana untuk menggunakan hati nurani dan secara sukarela bersedia membatalkan kontes Miss World 2013 yang akan Ibu selenggarakan di sejumlah lokasi di Indonesia. Kami sadar benar, ini keputusan yang berat bagi Ibu dan segenap kolega Ibu. Tapi, demi kebaikan bersama sebagai satu bangsa, pengorbanan Ibu untuk membatalkan acara Miss World 2013 di Indonesia, akan memberikan suatu sumbangan yang luar biasa bagi terciptanya keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian surat kami. Penjelasan dan saran ini semata-mata kami sampaikan terkait dengan kewajiban kami sebagai orang Muslim, sebagai warga bangsa Indonesia, yang diberikan anugerah oleh Allah SWT dengan sedikit ilmu. Dengan menyampaikan surat ini, berarti sebagian kewajiban kami untuk melaksanakan al-amru bil-ma’ruf wal-nahyu ‘anil munkar, dalam agama kami, sudah kami tunaikan. Dan sesuai dengan amanah Nabi terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW, kami juga akan terus berusaha menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran, semampu kami, sesuai dengan ajaran Islam yang cinta kebenaran dan kedamaian.
Terimakasih atas kesediaan menelaah surat kami. Besar harapan kami, Ibu Liliana bersedia memenuhi ajakan kami.
Salam,
Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, M.A Bachtiar Nasir
Ketua Majelis Pimpinan Sekjen MIUMI
Sumber : http://satunegeri.com/surat-dari-miumi-untuk-liliana-harry-tanoesoedibjo.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
Minggu, 01 September 2013
Tips Memilih Parkit Dalam Kandang Ombyokan
Burung parkit saat ini memang mulai naik daun di Indonesia, meski
sebenarnya sudah lama menjadi burung popular di mancanegara, khususnya
Eropa, Amerika, dan Australia. Sebagian kicaumania kita menggunakan
parkit sebagai burung master, dan sebagian penggemar lainnya
memeliharanya sebagai burung hias, termasuk sebagai teman bermain di
rumah. Nah, ada beberapa sobat kicaumania yang minta tips cara memilih
parkit yang dijual dalam kandang ombyokan. Artikel kali ini sekaligus
merupakan jawabannya.
Di beberapa pasar burung, biasanya kita melihat parkit dijual dalam jumlah banyak dalam kandang ombyokan. Untuk memilih burung mana yang bakal dibeli, tentu dibutuhkan kejelian dan sedikit pengetahuan agar parkit yang didapatkan lebih mudah dirawat. Selain itu, burung tersebut akan selalu dalam kondisi lincah dan sehat selama dalam perawatan kita.
Berikut beberapa tips memilih burung parkit dalam kandang ombyokan
agar bisa mendapatkan burung yang sehat, aktif, dan lincah, serta lebih
mudah jinak dan cepat berbunyi.
1. Memilih jantan dan betina
Pada umumnya, parkit yang dijual dalam kandang ombyokan di pasar burung merupakan hasil breeding, dan umurnya rata-rata dibawah 4 bulan. Burung parkit pada umur tersebut memiliki ciri khas pada bagian depan kepalanya masih terdapat garis-garis hitam, dengan mata yang masih bulat kehitaman.
Karena umurnya masih di bawah 4 bulan, maka tidak mudah membedakan parkir jantan dan betina. Selama ini, sexing parkit yang sudah dewasa bisa dilakukan melalui warna cere, yaitu bagian pangkal paruh atas yang merupakan tempat lubang hidung (nares) berada.
Ketika burung sudah dewasa, warna cere pada parkit jantan dan betina terlihat berbeda. Tetapi pada parkit muda, warnanya sepintas terlihat sama, yaitu pink, sehingga perlu ketelitian dalam membedakannya. Karena itu, saat di pasar burung, sebaiknya perhatikan parkit dengan warna hidung seperti pada gambar di bawah ini. Jika perlu, burung ditangkap, kemudian amati warna cere dari jarak dekat agar tidak terjadi kesalahan saat memilihnya.
Apa yang terlihat dari gambar di atas?
Sekali lagi, silakan diamati secara detail. Gambar sebelah kiri adalah parkit muda berkelamin jantan. Lihat warna cerenya, Meski sama-sama pink, tetapi warna pink pada parkit muda jantan lebih full dan lebih cerah daripada parkit muda betina. Pada parkit muda betina, warna pink di bagian cere sedikit bercampur dengan warna putih.
2. Berduaan belum tentu berpasangan
Ketika Anda melihat parkit dalam kandang ombyokan, barangkali ada beberapa burung yang terlihat selalu berduaan, seperti sudah berpasangan atau berjodoh. Ini belum tentu benar, atau bukan jaminan kalau parkit yang selalu berduaan atau bermesraan dengan burung di sebelahnya sudah berjodoh.
Jadi, jangan sampai terkecoh. Perlu diingat, parkit termasuk burung paruh bengkok, atau masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan lovebird, cockatiel atau palek, nuri, dan kakatua. Sebagian besar burung paruh bengkok punya kecenderungan seperti itu, di mana burung jantan sering terlihat bermesraan dengan sesama burung jantan. Begitu pula sebaliknya, burung betina terlihat sering berduaan dengan sesama burung betina.
Boleh jadi, ini karena mereka merupakan burung koloni dan memiliki hubungan sosial yang begitu tinggi. Apa yang kita lihat sebagai kemesraan sesama jenis, mungkin saja bagi mereka sebenarnya merupakan hal biasa, he.. he.. he..
3. Burung harus sehat dan lincah
Burung parkit yang akan dibeli haruslah sehat. Ini bisa dilihat dari gerakannya yang aktif atau lincah. Tengara burung sehat juga bisa dilihat dari kedua sayapnya yang mengapit rapat pada bagian sisi tubuhnya. Jika sayap terkulai, apalagi hampir menyentuh tanah, bisa dipastikan burung dalam kondisi tidak sehat.
Tengara lain dari burung sehat adalah bulu-bulu di seluruh tubuhnya tersusun rapat. Kalau Anda menjumpai parkit yang sering mengembangkan bulu-bulu tubuhnya, ini merupakan indikasi kesehatannya terganggu. Apalagi jika burung lebih sering terlihat di dasar sangkar, dan jarang naik ke tangkringan.
Anda juga bisa melihat kondisi bulu-bulu halus di sekitar daerah kloaka (vent). Jika mulus dan bersih, berarti burung dalam kondisi sehat. Jika bulu-bulu di sekitar kloaka terlihat banyak kotoran, kemungkinan besar ada gangguan penyakit yang dialami burung.
Burung yang sehat juga terlihat dari tatapan matanya yang tajam, bening, bersinar dan bulat. Hindari memilih burung dengan mata yang selalu berair, maupun tampak sayu atau selalu dipejamkan.
Kotoran (feces) juga bisa mencirikan apakah burung dalam kondisi sehat atau sakit. Kotoran burung yang sehat berupa gumpalan kecil yang padat. Sedangkan burung yang dalam kondisi kurang fit atau tidak sehat biasanya ditandai dengan kotoran yang tampak berair.
Parkit yang sehat tidak berarti harus makan terus. Sedangkan parkit yang dalam kondisi tidak sehat biasanya berada tidak jauh dari tempat makannya, karena mereka malas untuk bergerak.
Burung yang aktif memakan buah-buahan atau sayuran yang disuguhkan juga merupakan salah satu ciri dari burung yang sehat.
4. Jangan pilih burung yang cacat
Selain sehat, Anda juga harus memastikan burung tidak memiliki cacat tubuh, misalnya kakinya pengkor atau pincang, ada keretakan pada paruh atas dan / atau paruh bawah. Burung yang memiliki cacat tubuh jelas akan menghambat proses perawatan selanjutnya.
5. Untuk masteran, pilih parkit betina
Jika ingin memelihara parkit untuk dijadikan burung master, sebaiknya pilihlah yang berjenis kelamin betina. Mengapa?
Selain lebih cerewet, suara asli parkit betina lebih sering ditonjolkan daripada burung jantan yang cenderung menonjolkan kebolehannya dalam melagukan suara isiannya.
6. Pilihlah burung dengan mental bagus
Parkit dengan mental bagus akan memudahkan Anda dalam perawatan selanjutnya, termasuk menjinakkan burung ini, sehingga lebih mudah dilatih untuk melakukan berbagai gerakan atraktif.
Untuk mendeteksi mentalnya, Anda bisa mendekatkan tangan Anda ke kandang ombyokan. Jika ada parkit yang memperhatikan tangan Anda, dengan tatapan waspada, atau burung tampak lebih berani dan lebih galak daripada yang lainnya, berarti dia punya mental yang bagus. Maka, pilihlah dia !
Anda juga bisa mengujinya dengan cara memegangnya secara langsung. Jika saat dipegang burung meronta-ronta, apalagi sambil menggigiti tangan Anda, berarti burung memiliki mental yang bagus, sehat, dan cerdas.
Penanganan setelah membeli parkit
Setelah burung parkit Anda dapatkan, dengan berbagai tips cara memilihnya, lalu apa selanjutnya yang mesti dilakukan ?
Setiba di rumah, burung segera dimasukan ke sangkar harian, lalu digantung dulu di teras rumah untuk tujuan diangin-anginkan. Hal ini sekaligus untuk memberi kesempatan bagi burung agar beradaptasi dengan kondisi lingkungan di sekitar sangkarnya.
Dianjurkan untuk memberikan suplemen anti-stres, terutama akibat proses perpindahan dari kandang lama (ombyokan di pasar burung) ke kandang / sangkar baru di rumah Anda. Dalam hal ini, Anda bisa memberinya BirdFirstAid (BFA) yang dicampur dalam air minum.
Setelah beberapa jam, burung bisa dimandikan dan kembali diangin-anginkan, agar lebih beradaptasi lagi dan lebih mudah dilatih. Air minum tetap dicampur dengan BFA selama 4-7 hari berturut-turut. Ya, BFA menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan daya adaptasi burung baru.
JIka Anda memiliki kandang ternak terpisah, atau membeli burung untuk dirawat di dalam kandang aviary, maka setelah dianginkan burung bisa langsung dipindahkan ke kandang ternak atau kandang aviary. Adapun jika Anda ingin memeliharanya sebagai burung master, atau sekadar klangenan, maka burung tetap dipelihara dalam sangkar tersebut.
Berikan milet putih dengan tambahan sedikit sayuran atau buah-buahan. Sebab burung parkit yang dibeli dari pasar burung biasanya hanya diberi milet putih. Biarkan pakan lama ini tetap diberikan selama beberapa hari, Jika parkit sudah beradaptasi dengan lingkungan baru, atau sekitar 1 minggu kemudian, Anda bisa melatihnya dengan pakan lain seperti sayuran dan buah-buahan.
Semoga bermanfaat.
Sumber : www.omkicau.com
Di beberapa pasar burung, biasanya kita melihat parkit dijual dalam jumlah banyak dalam kandang ombyokan. Untuk memilih burung mana yang bakal dibeli, tentu dibutuhkan kejelian dan sedikit pengetahuan agar parkit yang didapatkan lebih mudah dirawat. Selain itu, burung tersebut akan selalu dalam kondisi lincah dan sehat selama dalam perawatan kita.
Parkit dalam kandang ombyokan (Foto: tokobagus).
1. Memilih jantan dan betina
Pada umumnya, parkit yang dijual dalam kandang ombyokan di pasar burung merupakan hasil breeding, dan umurnya rata-rata dibawah 4 bulan. Burung parkit pada umur tersebut memiliki ciri khas pada bagian depan kepalanya masih terdapat garis-garis hitam, dengan mata yang masih bulat kehitaman.
Karena umurnya masih di bawah 4 bulan, maka tidak mudah membedakan parkir jantan dan betina. Selama ini, sexing parkit yang sudah dewasa bisa dilakukan melalui warna cere, yaitu bagian pangkal paruh atas yang merupakan tempat lubang hidung (nares) berada.
Ketika burung sudah dewasa, warna cere pada parkit jantan dan betina terlihat berbeda. Tetapi pada parkit muda, warnanya sepintas terlihat sama, yaitu pink, sehingga perlu ketelitian dalam membedakannya. Karena itu, saat di pasar burung, sebaiknya perhatikan parkit dengan warna hidung seperti pada gambar di bawah ini. Jika perlu, burung ditangkap, kemudian amati warna cere dari jarak dekat agar tidak terjadi kesalahan saat memilihnya.
Parkit muda jantan (kiri) dan betina.
Sekali lagi, silakan diamati secara detail. Gambar sebelah kiri adalah parkit muda berkelamin jantan. Lihat warna cerenya, Meski sama-sama pink, tetapi warna pink pada parkit muda jantan lebih full dan lebih cerah daripada parkit muda betina. Pada parkit muda betina, warna pink di bagian cere sedikit bercampur dengan warna putih.
2. Berduaan belum tentu berpasangan
Ketika Anda melihat parkit dalam kandang ombyokan, barangkali ada beberapa burung yang terlihat selalu berduaan, seperti sudah berpasangan atau berjodoh. Ini belum tentu benar, atau bukan jaminan kalau parkit yang selalu berduaan atau bermesraan dengan burung di sebelahnya sudah berjodoh.
Jadi, jangan sampai terkecoh. Perlu diingat, parkit termasuk burung paruh bengkok, atau masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan lovebird, cockatiel atau palek, nuri, dan kakatua. Sebagian besar burung paruh bengkok punya kecenderungan seperti itu, di mana burung jantan sering terlihat bermesraan dengan sesama burung jantan. Begitu pula sebaliknya, burung betina terlihat sering berduaan dengan sesama burung betina.
Boleh jadi, ini karena mereka merupakan burung koloni dan memiliki hubungan sosial yang begitu tinggi. Apa yang kita lihat sebagai kemesraan sesama jenis, mungkin saja bagi mereka sebenarnya merupakan hal biasa, he.. he.. he..
3. Burung harus sehat dan lincah
Burung parkit yang akan dibeli haruslah sehat. Ini bisa dilihat dari gerakannya yang aktif atau lincah. Tengara burung sehat juga bisa dilihat dari kedua sayapnya yang mengapit rapat pada bagian sisi tubuhnya. Jika sayap terkulai, apalagi hampir menyentuh tanah, bisa dipastikan burung dalam kondisi tidak sehat.
Tengara lain dari burung sehat adalah bulu-bulu di seluruh tubuhnya tersusun rapat. Kalau Anda menjumpai parkit yang sering mengembangkan bulu-bulu tubuhnya, ini merupakan indikasi kesehatannya terganggu. Apalagi jika burung lebih sering terlihat di dasar sangkar, dan jarang naik ke tangkringan.
Anda juga bisa melihat kondisi bulu-bulu halus di sekitar daerah kloaka (vent). Jika mulus dan bersih, berarti burung dalam kondisi sehat. Jika bulu-bulu di sekitar kloaka terlihat banyak kotoran, kemungkinan besar ada gangguan penyakit yang dialami burung.
Burung yang sehat juga terlihat dari tatapan matanya yang tajam, bening, bersinar dan bulat. Hindari memilih burung dengan mata yang selalu berair, maupun tampak sayu atau selalu dipejamkan.
Kotoran (feces) juga bisa mencirikan apakah burung dalam kondisi sehat atau sakit. Kotoran burung yang sehat berupa gumpalan kecil yang padat. Sedangkan burung yang dalam kondisi kurang fit atau tidak sehat biasanya ditandai dengan kotoran yang tampak berair.
Parkit yang sehat tidak berarti harus makan terus. Sedangkan parkit yang dalam kondisi tidak sehat biasanya berada tidak jauh dari tempat makannya, karena mereka malas untuk bergerak.
Burung yang aktif memakan buah-buahan atau sayuran yang disuguhkan juga merupakan salah satu ciri dari burung yang sehat.
4. Jangan pilih burung yang cacat
Selain sehat, Anda juga harus memastikan burung tidak memiliki cacat tubuh, misalnya kakinya pengkor atau pincang, ada keretakan pada paruh atas dan / atau paruh bawah. Burung yang memiliki cacat tubuh jelas akan menghambat proses perawatan selanjutnya.
5. Untuk masteran, pilih parkit betina
Jika ingin memelihara parkit untuk dijadikan burung master, sebaiknya pilihlah yang berjenis kelamin betina. Mengapa?
Selain lebih cerewet, suara asli parkit betina lebih sering ditonjolkan daripada burung jantan yang cenderung menonjolkan kebolehannya dalam melagukan suara isiannya.
6. Pilihlah burung dengan mental bagus
Parkit dengan mental bagus akan memudahkan Anda dalam perawatan selanjutnya, termasuk menjinakkan burung ini, sehingga lebih mudah dilatih untuk melakukan berbagai gerakan atraktif.
Untuk mendeteksi mentalnya, Anda bisa mendekatkan tangan Anda ke kandang ombyokan. Jika ada parkit yang memperhatikan tangan Anda, dengan tatapan waspada, atau burung tampak lebih berani dan lebih galak daripada yang lainnya, berarti dia punya mental yang bagus. Maka, pilihlah dia !
Anda juga bisa mengujinya dengan cara memegangnya secara langsung. Jika saat dipegang burung meronta-ronta, apalagi sambil menggigiti tangan Anda, berarti burung memiliki mental yang bagus, sehat, dan cerdas.
Penanganan setelah membeli parkit
Setelah burung parkit Anda dapatkan, dengan berbagai tips cara memilihnya, lalu apa selanjutnya yang mesti dilakukan ?
Setiba di rumah, burung segera dimasukan ke sangkar harian, lalu digantung dulu di teras rumah untuk tujuan diangin-anginkan. Hal ini sekaligus untuk memberi kesempatan bagi burung agar beradaptasi dengan kondisi lingkungan di sekitar sangkarnya.
Dianjurkan untuk memberikan suplemen anti-stres, terutama akibat proses perpindahan dari kandang lama (ombyokan di pasar burung) ke kandang / sangkar baru di rumah Anda. Dalam hal ini, Anda bisa memberinya BirdFirstAid (BFA) yang dicampur dalam air minum.
Setelah beberapa jam, burung bisa dimandikan dan kembali diangin-anginkan, agar lebih beradaptasi lagi dan lebih mudah dilatih. Air minum tetap dicampur dengan BFA selama 4-7 hari berturut-turut. Ya, BFA menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan daya adaptasi burung baru.
JIka Anda memiliki kandang ternak terpisah, atau membeli burung untuk dirawat di dalam kandang aviary, maka setelah dianginkan burung bisa langsung dipindahkan ke kandang ternak atau kandang aviary. Adapun jika Anda ingin memeliharanya sebagai burung master, atau sekadar klangenan, maka burung tetap dipelihara dalam sangkar tersebut.
Berikan milet putih dengan tambahan sedikit sayuran atau buah-buahan. Sebab burung parkit yang dibeli dari pasar burung biasanya hanya diberi milet putih. Biarkan pakan lama ini tetap diberikan selama beberapa hari, Jika parkit sudah beradaptasi dengan lingkungan baru, atau sekitar 1 minggu kemudian, Anda bisa melatihnya dengan pakan lain seperti sayuran dan buah-buahan.
Semoga bermanfaat.
Sumber : www.omkicau.com
Panduan Dasar Beternak Burung Parkit
Beternak burung parkit bisa
dijadikan mata pencaharian utama maupun sampingan. Untuk bisa menjalankan usaha
ini, Anda mesti menguasai minimal dasar-dasar beternak burung parkit. Kesulitan
yang kerap dialami peternak atau penangkar partkit antara lain proses
perjodohan dan perkawinan, termasuk pemilihan calon induk.
Pemilihan Indukan
Calon induk yang mau dipasangkan
sebaiknya sudah berusia 5 bulan atau lebih. Pada burung jantan, hal ini bisa
dilihat dari bagian pangkal waruh di mana kedua lubang hidung (nostril) berada,
yang terlihat berwarna biru tua mengkilat. Adapun pada burung betina terlihat
berwarna keputihan. Ciri-ciri fisik lainnya bisa dilihat pada gambar di bawah
ini yang menandakan bahwa burung sudah berusia dewasa dan siap untuk diternak.
Pemilihan indukan baik jantan
ataupun betina masih bisa divariasikan dalam pemilihan warnanya, di mana banyak
penangkar yang bereksperimen mengawinkan parkit dengan beragam corak dan warna
agar bisa menghasilkan anakan yang memiliki warna bagus dan cerah.
Pemilihan
Kandang
Apapun jenis kandang yang
dipergunakan tidak menjadi soal, apakah mau di kandang soliter, kandang koloni,
maupun kandang aviary. Yang penting suhu di dalam kandang selalu dalam kondisi
hangat. Jika kandang berada di luar ruangan, Anda bisa memasang lampu UV untuk
menghangatkan kondisi di dalam kandang.
Ukuran kandang tergantung dari jenis
kandang yang digunakan, serta jumlah burung yang ada di dalamnya. Sebagai
contoh, jika menggunakan kandang soliter, Anda bisa menggunakan kandang dengan
ukuran 40 x 30 cm2 – tinggi 40 cm, untuk setiap pasangan. Ada yang membangun
kandang koloni dengan ukuran 60 x 50 cm2 – tinggi 60 cm, untuk 4
pasangan.
BERBAGAI JENIS KANDANG UNTUK TERNAK
PARKIT
Makanan
yang dibutuhkan
Makanan utama parkit adalah
biji-bijian, dalam hal ini milet putih dan jagung muda. Berikan juga makanan
tambahan berupa sayuran hijau seperti kangkung dan tauge. Sediakan tumbukan
batu bata merah ataupun pasir untuk membantu pencernaannya, sekaligus mencukupi
kebutuhan mineralnya.
Tentu batu bata sudah dicuci dan
dikeringkan agar steril, kemudian ditumbuk. Demikian juga pasir, perlu dicuci
dan dikeringkan, lalu disaring supaya lebih halus. Disarankan menaburkan
multimineral berkualitas seperti BirdMineral pada
tumbukan batu bata / pasir.
Untuk melihat manfaat mineral pada
burung, silakan cek artikel di sini. Air minum tetap harus disediakan meski dalam jumlah tidak
terlalu banyak, karena sebagian kebutuhan air tercukupi dari buah-buahan dan
sayuran terutama kangkung dan tauge.
Untuk meningkatkan kesuburan telur,
daya tetas, dan kualitas piyikan yang menetas, kedua indukan (baik jantan
maupun betina) perlu mendapat asupan bergizi, terutama yang nutrisi yang
berkaitan dengan aspek reproduksi (protein, vitamin E dan vitamin K). Untuk
memastikan kecukupan nutrisi esesianl tersebut, Anda bisa menggunakan BirdMature, suplemen
khusus untuk burung penangkaran, yang bisa dikonsumsi induk jantan maupun
betina.
Aneka Model Glodok
Jangan lupa untuk memasukan beberapa
glodok untuk tempat bertelurnya, sesuai dengan jumlah pasangan yang berada
dalam kandang penangkaran tersebut. Untuk ukuran, bahan dan bentuknya ada
banyak ragam. Jadi silakan memilih yang kira-kira sesuai dengan keinginan Anda.
ANEKA MODEL GLODOK UNTUK PARKIT
Jika semua kebutuhan sudah
disiapkan, dan induk sudah dimasukkan ke kandang penangkaran, tugas kita
selanjutnya adalah menunggu mereka bertelur, namun tetap memantau perkembangan
dan mengganti air minum dan pakan segar setiap harinya.
Untuk kandang soliter, di mana satu
kandang hanya berisi 1 pasangan saja, terkadang muncul problem burung susah
sekali berjodoh. Untuk mengatasinya, pisahkan dulu induk jantan dan pindahkan
ke sangkar / kandang lain, sambil diterapi dengan TestoBird yang akan meningkatkan birahinya.
Adapun betina tetap di kandang
penangkaran, dan diterapi dengan Estrobird yang juga akan membuatnya tak
menolak lagi saat dikawini burung jantan. Dekatkan sangkar jantan ke kandang
betina, selama 1-2 hari. Setelah tanda-tanda birahi makin terlihat, masukkan
kembali parkit jantan ke kandang betina.
Jika sudah bertelur, biasanya induk
jantan dan betina akan bergantian mengerami terlurnya, dan setelah 15 hari
telur akan menetas. Pada masa-masa itulah burung jantan akan memberi makanan
kepada bininya, lalu burung betina memberikan makanan dalam bentuk lolohan
kepada anak-anaknya hingga berumur 3 minggu.
Setelah itu, burung jantanlah yang
bertugas memberi makan anak-anaknya hingga bulu-bulunya makin rapi, atau ketika
anakan sudah berumur 5-6 minggu.
Tips:
Jika ingin membuat jinak anak parkit, bahkan bisa dilatih berbagai atraksi , Anda bisa mengambil mereka lalu mengajaknya bermain selama 10 menit tiap hari. Anak parkit minimal sudah berusia 2 mingguan.
Jika ingin membuat jinak anak parkit, bahkan bisa dilatih berbagai atraksi , Anda bisa mengambil mereka lalu mengajaknya bermain selama 10 menit tiap hari. Anak parkit minimal sudah berusia 2 mingguan.
Apabila anakan parkit sudah mulai
keluar dari sarang dan bisa mencari makan sendiri, maka mereka bisa dipisahkan
dari induknya untuk dimasukan dalam kandang terpisah. Atau, bisa juga dijual ke
pelanggan Anda.
Semoga bermanfaat.
Sumber : www.omkicau.com
Langganan:
Postingan (Atom)